JAWABAN KEDUTAAN ISRAEL DI SINGAPURA ATAS PERTANYAAN TENTANG KEADAAN PERTEMPURAN ISRAEL DAN HAMAS DI JALUR GAZA PALESTINA
Terimakasih
kepada para pembaca yang telah berpartisipasi mengajukan pertanyaan
kepada Ms. Liat Lazimi Levi, Deputy Chief of Mission Kedutaan Israel di
Singapura. Berikut ini adalah tanggapan dan jawaban beliau atas beberapa pertanyaan yang telah diajukan.
1. Mengenai “Operation Protective Edge”
Pertempuran yang terjadi kali ini berawal dari serangan organisasi teroris di Jalur Gaza pada tanggal Kamis 12 Juni, yang menembakkan roketnya dengan tanpa ada alasan, mengarah pada daerah penduduk di bagian selatan Israel. Selama 26 hari sejak tanggal 12 Juni hingga 7 Juli, sekitar 300 roket telah ditembakkan ke Israel dari Jalur Gaza. Operation Protective Edge adalah operasi yang dilakukan pihak Israel semata-mata sebagai respon untuk mempertahankan diri atas semakin meningkatnya serangan roket yang ditujukan ke daerah territorial Israel dari Gaza. Tujuan operasi ini adalah untuk mengembalikan stabilitas dan ketenangan penduduk Israel, melumpuhkan Hamas dan menghancurkan infrastruktur teroris yang mengancam Israel beserta warganya. Operasi yang berlangsung di Gaza ini bukanlah pilihan Israel. Dari waktu ke waktu dan kini sekali lagi, Israel telah berupaya menahan diri, Israel telah berupaya melakukan tindakan yang menghindari konfrontasi. Sebaliknya, Hamas terus menerus memanaskan situasi serta memperpanjang pertempuran.
2. Mengenai upaya jalan damai yang dilakukan oleh Israel
Pada tanggal 15 Juli, Israel menerima proposal gencatan senjata yang diajukan oleh Mesir dan menghentikan seluruh kegiatan militernya di Jalur Gaza. Hamas menolak gencatan senjata, malah menghujani kota-kota di Israel dengan 50 roketnya. Pada jam 15:00 (waktu setempat) – sesudah 6 jam Israel terus menerus diserang – maka akhirnya IDF mengambil tindakan. Israel tidak memulai konflik ini. Israel berulangkali mencari upaya agar ketenangan dapat diperoleh melalui cara diplomasi, Israel menerima setiap proposal genjatan senjata yang ditawarkan. Hamas yang harus bertanggung jawab atas konsekuensinya menolak gencatan senjata yang diajukan oleh Mesir, gencatan sejata yang juga telah didukung oleh Otoritas Palestina dan dunia internasional : Liga Arab, Saudi Arabia dan PBB. Hamas juga tidak menghentikan penembakan selama masa jeda kemanusiaan, termasuk jeda yang diperintahkan oleh PBB demi memberi kesempatan pada penduduk di Gaza untuk mendapatkan suplai dan bantuan kemanusiaan serta bantuan medis.
Menjawab tentang perdamaian, seperti telah kami utarakan sebelumnya yakni solusi dua negara, artinya ada dua negara untuk dua rakyat, di mana negara demiliterisasi Palestina mengakui negara Yahudi Israel. Di awal tahun ini, Otoritas Palestina memilih beraliansi dengan Hamas daripada memilih perdamaian, padahal Hamas adalah organisasi teroris yang menyerukan dimusnahkannya Israel. Mereka telah membentuk aliansi dengan organisasi yang menyerukan agar umat Muslim memerangi dan menghabisi orang Yahudi. Kesepakatan ini ditandatangani bahkan di saat Israel sedang berupaya mempercepat negosiasi dengan Palestina. Ini adalah kelanjutan bentuk penolakan Palestina untuk mempercepat negosiasi. Kerangka yang diajukan oleh Amerika ditolak oleh Hamas dan Otoritas Palestina. Visi kami mengenai perdamaian adalah, di tanah ini dua bangsa dapat hidup berdampingan dengan damai, negara bertetangga yang saling menghormati. Masing-masing memiliki bendera negara, lagu kebangsaan dan pemerintahannya sendiri. Namun nampaknya sulit bagi Palestina dan Israel berdamai bila masih ada organisasi teroris Hamas yang menyerukan kehancuran Israel.
3. Mengenai jatuhnya banyak korban sipil
Israel sangat prihatin dan turut berduka atas setiap jatuhnya korban sipil. Mereka bukan target kami, mereka tidak kami cari. Orang-orang di Gaza bukanlah musuh kami. Yang menjadi musuh kami adalah Hamas, musuh kami adalah organisasi teroris yang berusaha menghabisi rakyat kami. Kami telah melakukan berbagai upaya untuk menghindari jatuhnya korban sipil. Tragedi yang terjadi di Gaza ini diatur oleh Hamas – sebuah kelompok teroris fanatik dan kejam yang memanfaatkan jatuhnya korban sipil. Menurut hukum internasional, nampak jelas Hamas menginginkan jatuhnya korban sipil. Hamas memanfaatkannya untuk mendapat simpati. Hamas berhasil mendapatkan banyak simpati. Padahal Hamas telah mengadopsi strategi yang menyalahgunakan dan mengorbankan warga sipil di Gaza. Hamas memanfaatkan mereka sebagai perisai manusia, membahayakan mereka dan dengan sengaja menambah jumlah korban tewas. Mereka menembakkan roketnya ke Israel dari kawasan sekolah, rumah sakit, mesjid, seperti yang diberitakan beberapa media asing. Hamas meluncurkan roketnya dari pemukiman penduduk, persis di sebelah sekolah tempat para jurnalis media asing tinggal. Hamas juga membangun jaringan terowongan untuk digunakan oleh para teroris menyerang rakyat Israel dan membuat basis di dekat Jalur Gaza. Beberapa terowongan ini mengarah langsung dari Gaza ke daerah komunitas Isrel di dekat perbatasan, memungkinkan para teroris menyusup, menculik dan menyerang warga sipil Israel. Para penduduk di bagian selatan Israel hidup dalam ketakutan selama hampir 9 tahun, menyadari kapan saja para teroris itu dapat tiba-tiba muncul dari sebuah terowongan di dekat rumah mereka.
(sumber Page Facebook Israel Berbahasa Indonesia)